Sistem Perbaikan Sungai
1. Penanggulangan erosi tebing sungai
Yang disebut bronjong adalah “konstruksi sebagai penahan dan pelindung yang terbuat dari anyaman dari belahan-belahan bamboo atau kawat-kawat atau dari bahan- bahan lain, yang diisi dengan batu-batu untuk tujuan tertentu” (dikutip dari buku Bronjong Dinas Pu).
Bronjong dapat dipergunakan untuk:
- Melindungi dan memperkuat tebing tanah, baik lereng sungai maupun lereng tanggul.
- Menjaga tepi sungai terhadap arus aliran air dan usaha menjauhkan arus aliran air dari tepi sungai yang merusak tebing-tebingnya.
- Membuat bendung untuk meninggikan taraf muka air.
Berdasarkan atas bahan yang dipakai untuk bronjong, maka bronjong dibagi atas:
1. bronjong kawat
2. Bronjong bambu
Berdasarkan atas bentuknya ( ukuran untuk tinggi, panjang, lebar), maka bronjong dibagi atas:
- Bronjong kotak
- Bronjong matras
- Bronjong terammesh
- Dan lain sebagainya
a. Bronjong bambu
Bronjong bambu dibuat dari anyaman belahan bambu-bambu yang biasanya berbentuk silinder diisi dengan batu-batu. Garis tengah bronjong bambu biasanya diambil 0.40 m. apabila garis tengahnya diambil lebih besar, batu-batu dalam bronjong tidak begitu kompak dan bronjong lebih mudah rusak. Bronjong bambu dapat tahan kurang lebih selama 1 tahun, bila keadaan menguntungkan, pemeliharaan dan perbaikannya dilakukan pada waktunya dengan baik, maka bronjong bambu dapat tahan lebih lama. Bronjong bambu biasanya dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaaan sederhana oleh desa, karena bambu mudah didapat, harganya murah dan pada umumnya dikerjakan oleh setiap orang.
b. Bronjong kawat
Laporan PKL yang kami susun ini adalah secara khusus membahas tentang Teknik Pelaksanaan Bronjong Kawat. Bahan yang dipakai untik bronjong kawat di Indonesia biasanya dipakai kawat dengan diameter 3 atau 4 dan kalau perlu 5 mm. di luar negeri juga dipakai kawat dengan diameter 2mm sampai 6mm. Kawat yang biasanya dipakai untuk bronjong ialah kawat dengan ø 4mm, karena cukup kuat dan masih mudah untuk dianyam dengan tangan. Kawat yang tebalnya 5mm tidak mudah dianyam dengan tangan, sedangkan yang 3 mm biasanya lebih cepat berkarat dan tidak begitu kuat menahan batu-batu, terlebih bila aliran sungai menghanyutkan batu, pasir, dan lain sebagainya.
Keuntungan bronjong kawat, antara lain:
- Cukup tahan lama
- Fleksibel, jadi dapat mengikuti perubahan keadaan
- Tidak memerlukan drainase
- dapat dikerjakan oleh setiap pekerja yang terlatih dan untuk mengisi bronjong dapat dipakai batu kali atau batu pecahan dan dapat pula dikerjakan dalam waktu yang relatif singkat.
c. Mata anyaman kawat
Mata anyaman kawat yang merupakan lobang-lobang dari anyaman bronjong ,berbetuk segi enam, dibuat sedemikian rupa hingga lingkaran dalam dari lobang itu tidak lebih besar dari pada ukuran rata-rata dari batu yang akan dipergunakan dan pada umumnya diambil ±13 cm atau panjang sisi-sisi segi emam ±7,5 cm (hexagonal).Untuk mendapatkan anyaman yang kuat dan mudah dikerjakan serta tidak memboroskan bahan kawat, maka dianjurkan cara menganyam dengan 3 kali lilitan dan satu kawat berjalan searah. Di luar negeri terdapat juga pembuatan bronjong dengan satu lilitan. Maka anyaman berbentuk segi empat. Kebutuhan kawat untuk tiap-tiap m² anyaman adalah (untuk tebal kawat):
3 mm – 1.50 kg
4 mm – 2.65 kg
5 mm – 4.20 kg
d. Bentuk bronjong
Bronjong kawat biasanya berbentuk prismatis, seperti bentuk kasur, dan sisi-sisinya merupakan tempat-tempat yang lemah, maka sisi-sisinya perlu diperkuat. Ukuran bronjong dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dengan ukuran ukuran;
Tinggi : 0.50 m
Lebar : 1.00 – 2.00 m
Panjang : 3.00 – 6.00 m
0 Comment for "Sistem Perbaikan Sungai"