Model Spatial Klasik (Struktur Ruang) Sebuah Kota


Model Spatial Klasik (Struktur Ruang) Sebuah Kota

a.      Teori Konsentris
Menurut E.W. Burgess penggunaan lahan yang konsentris dianalogikan sebagai konsep natural areastumbuhan merupakan wilayah alami yang didominasi oleh spesies tertentu yang tercipta sebagai akibat persaingan dalam pengembangan kehidupannya). Suatu kota akan terdiri dari zona-zona yang konsentris dan masing-masing zone ini sekaligus mencerminkan tipe penggunaan lahan yang berbeda .
 
Gambar 1: Model Zona Konsentris (Burgess)

Daerah perkotaan terdiri dari lima zona melingkar berlapis-lapis yang terdiri dari:
1.      Daerah Pusat Kegiatan (DPK) atau Central Business District (CBD)
Daerah ini merupakan pusat dari segala kegiatan kota antara lain politik, social budaya, ekonomi dan teknologi. Zona initerdiri dari dua bagian, yaitu: bagian paling inti (the heart of the area) disebut RBD (Retail Business District). Kegiatan dominan antara lain department stores, smartshops, office building, clubs, banks, hotelstheatres and headqurtesof economic, social, civil and political life. Pada kota-kota relatif kecil fungsi ini berbaur satu sama lain daerah perbankan daerah perbioskopan, daerah salon/alat kecantikan dan lain-lain. Bagian di luar tersebut sebagai WBD (Wholesale Business District) yang ditempati oleh bangunan yang diperuntukkan kegiatan ekonomi dalam jumlah yang besar antara lain seperti pasar,pegudangan (warehouse), gedung penyimpanan barang supaya tahan lebih lama (store building).

2.      Daerah Peralihan (DP) atau Transition Zone (TZ)
Zona ini merupakan daerah yang mengalami penurunan kualitas lingkungan permukiman yang terus-menerus dan makin lama makin hebat. Penyebabnya tidak lain karena adanya intrusi fungsi yang berasal dari zona pertama sehingga perbauran permukiman dengan bangunan bukan untuk permukiman seperti gudang kantor dan lain-lain sangat mempercepat terjadinya deteriorisasi lingkungan permukiman. Perdagangan dan industry ringan dari zone 1, banyak penyaplok daerah permukiman. Penyekatan rumah yang ada menjadi lebih banyak kamar dengan maksud menampung bridgheader merupakan yang dapat diamati.
Proses subdivisi yang terus-menerus, intrusi fungsi-fungsi dari zona 1 mengakibatkan terbentuknya slums area (daerah permukiman kumuh) yang semakin cepat dan biasanya berasosiasi dengan areasof poverty, degradation and crime. Disamping menjalarknya bridgeheaderske zona ini Nampak pula outflow dari penduduk yang sudah mampu ekonominya (consolidator) atau yang tidak puas dengan kondisi lingkungan ke luar daerah.

3.      Zona Perumahan Para Pekerja yang Bebas (ZPPB) atau zone of independen tworkingment`s homes
Zona ini paling banyak ditempati oleh perumahan pekerja-pekerja baik pekerja pabrik, industry dan lain sebagainya. Diantaranya adalah pendatang-pendatang baru dari zona 2, namun masih menginginkan tempat tinggal yang dekat dengan tempat kerjanya. Belum terjadi invasi dari fungsi industry dan perdagangan ke daerah ini karena letaknya masih dihalangi oleh zona peralihan. Kondisi permukimannya lebih baik dibandingkan dengan zona 2 walaupun sebagian besar penduduknya masih masuk dalam kategori low-medium status.
4.      Zona Permukiman yang Lebih Baik (ZPB) atau zone of better Residences (ZBR)
Zona ini dihuni oleh penduduk yang berstatus ekonomi menengah-tinggi, walaupun tidak berstatus ekonomi sangat baik, namun mereka kebanyakan mengusahakan sendiri business kecil-kecilan, para professional, para pegawai dan lain sebagainya. Kondisi ekonomi umumnya stabil sehingga lingkungan permukimannya menunjukkan derajad keteraturan yang cukup tinggi. Fasilitas permukiman terencana dengan baik sehingga kenyamanan tempat tinggal dapat dirasakan pada zona ini (Hadi Sabari Yunus , 2010).
b.       Teori Ketinggian Bangunan
            Teori ini diusulkan oleh Bergel yaitu memperhatikan variabel ketinggian bangunan. Variabel ini memang menjadi perhatian yang cukup besar untuk Negara-negara maju, karena menyangkut antara hak seorang untuk menikmati sinar matahari, hak seorang untuk menikmati keindahan alam dari tempat tertentu batas kepadatan bangunan, kepadatan penghuni dan pemanfaatan lahan dengan aksesibilitas fisik yang tinggi (Hadi Sabari Yunus , 2010).

c.       Teori Sektor
           Zona yang ada di teori sektoral dibagi atas lima yaitu:
 
Gambar 2: Model Teori Sektor
1.   Central Business District
Sama dengan teori konsentris CBD, merupakan pusat kota yang relatif terletak di tengah kota yang berbentuk bundar.

2.   Zona wholesale light manufacturing
Apabila dalam teori konsentris, zona dua berada pada lingkaran konsentris, berbatasan langsung dengan zona 1, maka pada teori sektor zona kedua membentuk pulsa seperti taji (wedge) dan menjari kearah luar menembus lingkaran-lingkaran konsentris sehingga gambaran konsentris mengabur adanya. Jelas sekali terlihat peranan jalur transfortasi dan komunikasi yang menghubungkan CBD dengan daerah luarnya mengontrol persebaran zona 2 ini. Hal ini wajar sekali karena, kelangsungan kegiatan pada whole saling ini sangat ditentukan oleh derajad aksesibilitas zona yang bersangkutan.

3.   Zona Permukiman Klas Rendah
Zona 3 adalah suatu zona yang dihuni oleh penduduk yang mempunyai kemampuan ekonomi lemah. Dengan hanya melihat persebaran keruangan zona ini saja seolah-olah adanya kontradiksi antara teori dan kenyataan. Sebagian zona 3 ini membentuk persebaran yang memanjang radial centrifugal dimana biasanya bentuk seperti ini sangat dipengaruhi oleh adanya rute transfortasi dan komunikasi, atau dengan kata lain menunjukkan derajad aksesibilitas yang tinggi. Daerah –daerah dengan derajad aksesibilitas yang tinggi pada kota akan selalu identik dengan daerah yang bernilai ekonomi tinggi, namun dalam model sektor ini, zona 3 dimana penghuninya berstatus ekonomi rendah justru mempunyai pola persebaran seperti ini, atau menempati daerah-daerah bernilai ekonomi tinggi. Dalam ketidak mampuan ekonomi dengan sendirinya tipe zona ini tidak akan mampu bersaing dengan zona 4 dan 5 dan sementara itu zona 4 sendiri tidak menunjukkan fenomena zona 3.

4.   Zona Permukiman Klas Menengah
Zona 4 ini rumahnya relatif lebih besar dibandingkan dengan zona 3 dengan kondisi lingkungan yang lebih baik. Golongan ini dalam taraf kondisi kemampuan ekonomi yang menanjak dan semakin mapan. Akibatnya memang kemudian nampak adanya perasaan tidak puas terhadap lingkungan sebelumnya dan mencari tempat-tempat baru yang memberikan kenyamanan kehidupan yang lebih baik. Kelompok permukiman baru akan membentuk sektor-sektor tersendiri sebagai mana memenuhi salah satu, atau beberapa variabel penarik.


5.      Zona Pemukiman Klas Tinggi
Daerah ini menjanjikan kepuasan, kenyamanan bertempat tinggal. Penduduk dengan penghasilan yang tinggi mampu membangun tempat hunian yang sangat mahal sampai Luxurious. Kelompok ini disebut sebagai status seekers, yaitu orang-orang yang sangat kuat status ekonominya dan berusaha mencari pengakuan orang lain dalam hal ketinggian status sosialnya (Hadi Sabari Yunus , 2010).
d.       Teori Konsektoral (Konsentris-Sektoral): Tipe Eropa

            Kota-kota di Inggris secara hipotesis menunjukkan diferensiasi penggunaan lahan yang cukup mencolok. Apabila arah angin regional yang dominan dari arah tertentu, maka pada bagian kotanya yang menghadap arah angin ini akan didominasi oleh klas permukiman yang lebih baik, sedangkan bagian belakangnya akan dihuni oleh klas permukiman yang jelek. Hal ini sangat berhubungan dengan kenyamanan tempat tinggal yang dikaitkan dengan fres air yang free from pollution (Hadi Sabari Yunus , 2010).

Diskripsi Anatomis Model Konsektoral: Tipe Amerika Latin
           Terdiri dari 6 zona yaitu:

 
Gambar 3: Model Struktur Keruangan Kota-kota di Amerika Latin
1.   Central Business Distrect
Daerah ini masih merupakan tempat utama dari perdagangan, hiburan-hiburan dan lapangan pekerjaan. Hal ini ditunjang oleh adanyasentralisasi sistem transportasi dan sebagian besar pendudukkota masih tinggal padabagian dalam kota-kotanya. Proses perubahan yang cepatterjadi pada daerah ini sangat sering sekali mengancam keberadaan bangunan-bangunan tua.





2.   Zona Perdagangan (Commercial Spine/sector)
Pada dasarnya,sektor perdagangan yang menjari ini merupakan perluasan dari CBD dan dalam sektor ini terletak banyak sekali urban, amenities/fasilitas kekotaan yang didambakan oleh penduduk kota termasuk diantaranya rumah-rumah yang sangat bagus dan dengan sifatnya yang demikian menjadikan daerah disekitar sektor ini suatu bagian kota yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk mereka yang berselera tinggi.

3.    Zona Permukiman Klas Elite
Terletak dibagian kiri kanan the spine/jalur komersial utama dan memanjang sampai kedaerah pinggiran kota. Daerah ini menempati fasilitas terbaik dari suatu kehidupan paling nyaman.peraturan zoning and land use control berlaku sangat ketat di daerah ini. Daerah permukiman elite ini membentuk suatu sektor.

4.    Zone of Maturity
Zona ini termasuk daerah permukiman yang kondisinya cukup baik. Memang pada kota-kota yang termasuk tua, zona ini banyak mempunyai rumah-rumah tradisional, rumah-rumah yang ditinggalkan oleh penduduk yang pergi ke zona yang jauh lebih baik, namun zona ini mulai mengalami peningkatan kualitas perumahan dan lingkungannya. Penghuni-penghuninya pada umunya berusaha untuk upgrade tempat tinggalnya, khususnya bagi mereka yang tidak mampu menjangkau pemukiman klas elite.
5.   Zone of in situ accretion
Zona ini ditandai oleh kualitas hunian yang sederhana walaupun tidak jelek sekali dan menunjukkan gejala peralihan ke zona dewasa. Zona ini dicirikhasi oleh perumahan yang bervariasi tipe, ukuran dan kualitasnya, namun satu atau dua juga ditemui rumah-rumah yang bagus di sini.pembangunan perumahan dan lingkungannya sangat dinamis dan cepat.



6.   Zone of Peripheral Squatter Settlements
Daerah ini merupakan daerah yang paling buruk kondisi perumahan dan fasilitasnya. Para migrant pada umunya menuju daerah ini yang hanya menuntut biaya akomodasi jauh lebih murah dibanding dengan tempat-tempat lainnya di kota. Kurangnya kemampuan pemerintah untuk menyediakan perumahan untuk migran ini, terpaksa banyak migran yang terpaksa membuat tempat berteguh dengan bahan seadanya. Kehidupan penduduknya sangat marginal dan pemukiman liar mendominasi daerah ini (Hadi Sabari Yunus , 2010).

0 Comment for "Model Spatial Klasik (Struktur Ruang) Sebuah Kota"

Back To Top