Konsep Stabilitas Lereng


Dalam analisa stabilitas lereng, yang di evaluasi biasanya adalah faktor keamanan yang disebut juga faktor keselamatan yang di notasikan FOS atau . Tugas seorang insinyur teknik sipil dalam menganalisa stabilitas lereng adalah menentukan faktor keamanan. Secara umum, faktor keamanan didefinisikan sebagai:
             
            = Faktor keamanan
             = Kuat geser tanah rata-rata dari tanah
             = Tegangan geser rata-rata yang bekerja sepanjang bidang longsor
Pada umumnya suatu lereng dapat dikatakan stabil apabila faktor keamanannya lebih besar dari pada satu. Kestabilan lereng tergantung dari kekuatan geser tanahnya. Pergeseran tanahnya terjadi karena adanya gerakan relatif antara butir-butir tanah. Oleh karena itu, kuat geser tanah tergantung pada gaya yang bekerja antara butir-butirnya. Tanah yang padat dengan susunan butir seperti pembagian ukuran butir interlocking dan besarnya kontak antara butir, lebih besar kekuatan gesernya dari tanah yang lepas (Braja M. Das.,1993)
Coulomb telah menyelidiki kekuatan geser tanah dan menyatakan bahwa : “perlawanan gesekan tidak mempunyai suatu nilai yang tetap akan tetapi berbeda-beda besarnya nilai tegangan normal yang bekerja pada bidang geser”
Anggapan-anggapan yang digunakan adalah :
1.      Besarnya perlawanan kohesi dianggap mempunyai nilai yang tetap dan tidak tergantung dari tegangan yang bekerja ini.
2.      Kohesi terbagi merata pada luas permukaan geser artinya mempunyai nilai yang tetap untuk type tanah tertentu, pada suatu kadar air dan kondisi uji tertentu.
Kekuatan geser tanah terdiri dari dua komponen, yaitu kohesi dan geseran oleh Coulomb dinyatakan dalam suatu persamaan yang berupa suatu garis lurus dalam suatu sistem koordinat dengan sumbu tegak Sf dan sumbu horizontal  dapat didefinisikan dengan rumus (Braja M. Das., 1993) : 
            Sf    = C +
Dimana :
            Sf    =   kekuatan geser tanah/tegangan geser pada keruntuhan (kN/m2)
            c      =   kohesi (kN/m2)
                 =   sudutgesertanah
 = tegangan norma] raffi rata pada permukaan bidang Iongsor (kN/m2)
Besarnya nilai kohesi dan sudut geser tanah (c dan ) merupakan parameter efektif, mempengaruhi lokasi daerah kritis longsoran dengan keadaan faktor keamanan yang minimum.

Grafik kekuatan geser
Nilai sudut geser dalam tanah () tergantung dari kepadatan butiran tanah terutama pasir yang terkandung didalamnya, namun dipengaruhi juga akibat gradasinya (Braja M. Das, 1993).
Faktor keamanan adalah titik terikat pada tingginya keserongan jika c ditetapkan nol, tingginya keserongan secara umum mempengaruhi stabilitas. Pada tegangan yang rendah, material boleh tidak berkohesi jika tegangan tanah meningkat bersamaan dengan kenaikan ketinggian, material tanah akan memperlihatkan nilai kohesi yang nyata.
Posisi yang paling relatis dan permukaan gelincir kritis adalah pada umumnya diperoleh pada saat menggunakan parameter kekuatan yang efektif c dan . Pada daerah tanah yang tidak jenuh, tekanan air pori akan meningkatkan tegangan tanah dimana sepadan dengan peningkatan tegangan kohesif.
Labels: Artikel, Geoteknik

Thanks for reading Konsep Stabilitas Lereng. Please share...!

0 Comment for "Konsep Stabilitas Lereng"

Back To Top