Soal-Soal Rekayasa Bangunan Tahan Gempa

http://sci-geoteknik.blogspot.com/



Soal :

A. Untuk mencari besarnya percepatan maksimum di batuan dasar untuk suatu kota, maka dilakukan probabilistic seismic hazard analysis
(analisa resiko gempa) berdasarkan data pencatatan kejadian gempa di kota tersebut (Data pencatatan gempa diberikan). Kriteria pencatatan beban gempa
yang diberikan adalah :




  1. Untuk umur bangunan 10 tahun, resiko terlampaui (Rn = Probability of exceedence) adalah 40,13 %.

  2. Untuk umur bangunan 30 tahun, resiko terlampaui adalah 45,45 %.

  3. Untuk umur bangunan 50 tahun, resiko terlampaui adalah 39,50 %.

  4. Untuk umur bangunan 100 tahun, resiko terlampaui adalah 39,42 %.


Dengan menggunakan metode Gumbel (point of source) hitung percepatan gempa maksimum di batuan dasar untuk periode ulang yang sesuai dengan
masing-masing kriteria diatas untuk :




  1. Kota Brastagi = (3,17730 LS dan 98,20230 BT)

  2. Kotan Besitang = (4,2230 LS dan 98,38750 BT)

  3. Kota Manduamas = (2,2510 LS dan 98,3500 BT)

  4. Kota Siborong-borong = (2,4330 LS dan 98,7890 BT)

  5. Kota Sibolga = (1,8210 LS dan 98,88800 BT)

  6. Kota Barumum = (1,5750 LS dan 99,7800 BT)

  7. Kota Medan= (3,4510 LS dan 98,6310 BT)

  8. Kota A = (2,5480 LS dan 98,7610BT)

  9. Kota B = (2,77730 LS dan 98,40230 BT)

  10. Kota C = (4,0230 LS dan 98,38750 BT)

  11. Kota D = (2,010 LS dan 98,1100 BT)

  12. Kota E= (2,2330 LS dan 98,6890 BT)

  13. Kota F = (1,9750 LS dan 99,0800 BT)

  14. Kota G= (3,8510 LS dan 98,2310 BT)


*) Diasumsikan 10 = 99 Km

*) Gunakan data kejadian gempa dalam radius 300 Km dari kota yang dianalisis



Fungsi atenuase yang digunakan dalam analisa resiko gempa ini adalah Joyner & Boore (1988) dan Crouse (1991). Rumusan untuk Joyner & Boore
(1988) sebagai berikut :




dimana :



a = percepatan, dinyatakan dalam g

Mw = Momen magnitude gempa (diasumsikan Mw = M)

ro = jarak terdekat dari lokasi ke proyeksi vertikal dari gempa akibat aktivitas pada

permukaan tanah, Km



Rumusan untuk Crouse (1991) adalah sebagai berikut :





Dimana :

PGA = Peak Ground Acceleration, dalam gal

R = Jarak Hiposenter (Km),


M = Momen magnitude gempa = Magnetude Gempa

h = kedalaman focus (Km)



B. Dengan menggunakan metode USGS, hitunglah :



1. a, b parameter (Guttenberg–Richter).

2. Besar percepatan yang terjadi di batuan dasar dengan menggunakan program EQRISK (data berdasarkan soal No. A)





http://sci-geoteknik.blogspot.com/



Soal :

B. Untuk mencari besarnya percepatan maksimum di batuan dasar untuk suatu kota, maka dilakukan probabilistic seismic hazard analysis
(analisa resiko gempa) berdasarkan data pencatatan kejadian gempa di kota tersebut (Data pencatatan gempa diberikan). Kriteria pencatatan beban gempa
yang diberikan adalah :




  1. Untuk umur bangunan 10 tahun, resiko terlampaui (Rn = Probability of exceedence) adalah 40,13 %.

  2. Untuk umur bangunan 30 tahun, resiko terlampaui adalah 45,45 %.

  3. Untuk umur bangunan 50 tahun, resiko terlampaui adalah 39,50 %.

  4. Untuk umur bangunan 100 tahun, resiko terlampaui adalah 39,42 %.


Dengan menggunakan metode Gumbel (point of source) hitung percepatan gempa maksimum di batuan dasar untuk periode ulang yang sesuai dengan
masing-masing kriteria diatas untuk :




  1. Kota Brastagi = (3,17730 LS dan 98,20230 BT)

  2. Kotan Besitang = (4,2230 LS dan 98,38750 BT)

  3. Kota Manduamas = (2,2510 LS dan 98,3500 BT)

  4. Kota Siborong-borong = (2,4330 LS dan 98,7890 BT)

  5. Kota Sibolga = (1,8210 LS dan 98,88800 BT)

  6. Kota Barumum = (1,5750 LS dan 99,7800 BT)

  7. Kota Medan= (3,4510 LS dan 98,6310 BT)

  8. Kota A = (2,5480 LS dan 98,7610BT)

  9. Kota B = (2,77730 LS dan 98,40230 BT)

  10. Kota C = (4,0230 LS dan 98,38750 BT)

  11. Kota D = (2,010 LS dan 98,1100 BT)

  12. Kota E= (2,2330 LS dan 98,6890 BT)

  13. Kota F = (1,9750 LS dan 99,0800 BT)

  14. Kota G= (3,8510 LS dan 98,2310 BT)


*) Diasumsikan 10 = 99 Km

*) Gunakan data kejadian gempa dalam radius 300 Km dari kota yang dianalisis



Fungsi atenuase yang digunakan dalam analisa resiko gempa ini adalah Joyner & Boore (1988) dan Crouse (1991). Rumusan untuk Joyner & Boore
(1988) sebagai berikut :




dimana :



a = percepatan, dinyatakan dalam g

Mw = Momen magnitude gempa (diasumsikan Mw = M)

ro = jarak terdekat dari lokasi ke proyeksi vertikal dari gempa akibat aktivitas pada

permukaan tanah, Km



Rumusan untuk Crouse (1991) adalah sebagai berikut :





Dengan PGA = Peak Ground Acceleration, dalam gal

R = Jarak Hiposenter (Km)

M = momen magnitude = Magnetude

h = kedalaman focus (Km)



B. Dengan menggunakan metode USGS, hitunglah :



1. a, b parameter (Guttenberg–Richter).

2. Besar percepatan yang terjadi di batuan dasar dengan menggunakan program EQRISK (data berdasarkan soal No. A)




a. Berdasarkan data boring log dan summary hasil test laboraturium (terlampir) tentukan maximum shear (Gmax) untuk
masing-masing lapisan. Diasumsikan tanah terkonsolidasi secara normal



D. Dengan menggunakan program SHAKE 91 tentukan :


    1. percepatan maksimum gempa di permukaan tanah

    2. Respon spectra percepatan di permukaan tanah

    3. Perubahan besar percepatan dari batuan dasar ke permukaan tanah

    4. Faktor amplifikasi yang terjadi


untuk periode ulang 200 tahun berdasarkan data tanah tersebut. Gunakan atenuase Joyner & Boore (1988) dan Crouse (1991) serta dengan menggunakan :



- Input gempa Elcentro *)

- Input gempa Pasedana *)



Karakteristik asli dari masing-masing pencatatan gempa tersebut sebagai berikut :



Gempa T(detik) t (detik)

Pasadena 0,65 0,01

Elcentro 0,175 0,01



*) Data input gempa diberikan



E. Berikan tanggapan dan kesimpulan dari hasil analisis yang saudara kerjakan






http://sci-geoteknik.blogspot.com/



Soal :

a. Untuk mencari besarnya percepatan maksimum di batuan dasar untuk suatu kota, maka dilakukan probabilistic seismic hazard analysis
(analisa resiko gempa) berdasarkan data pencatatan kejadian gempa di kota tersebut (Data pencatatan gempa diberikan). Kriteria pencatatan beban gempa
yang diberikan adalah :



1. Untuk umur bangunan 10 tahun, resiko terlampaui (Rn = Probability of exceedence) adalah 18,00 %.

2. Untuk umur bangunan 30 tahun, resiko terlampaui adalah 26,00 %.

3. Untuk umur bangunan 50 tahun, resiko terlampaui adalah 22,00 %.

4. Untuk umur bangunan 100 tahun, resiko terlampaui adalah 18,00 %.



Dengan menggunakan metode Gumbel (point of source) hitung percepatan gempa maksimum di batuan dasar untuk periode ulang yang sesuai dengan
masing-masing kriteria diatas untuk :




  1. Kota Medan= (3,4510 LS dan 98,6310 BT)

  2. Kota Brastagi = (3,17730 LS dan 98,20230 BT)

  3. Kotan Besitang = (4,2230 LS dan 98,38750 BT)

  4. Kota Manduamas = (2,2510 LS dan 98,3500 BT)

  5. Kota Siborong-borong = (2,4330 LS dan 98,7890 BT)


*) Diasumsikan 10 = 99 Km

*) Gunakan data kejadian gempa dalam radius 300 Km dari kota yang dianalisis



Fungsi atenuase yang digunakan dalam analisa resiko gempa ini adalah Joyner & Boore (1988) dan Crouse (1991). Rumusan untuk Joyner & Boore
(1988) sebagai berikut :




dimana :



a = percepatan, dinyatakan dalam g

Mw = Momen magnitude gempa (diasumsikan Mw = M)

ro = jarak terdekat dari lokasi ke proyeksi vertikal dari gempa akibat aktivitas pada

permukaan tanah, Km







Rumusan untuk Crouse (1991) adalah sebagai berikut :





Dimana :

PGA = Peak Ground Acceleration, dalam gal

R = Jarak Hiposenter (Km),


M = Momen magnitude gempa = Magnetude Gempa

h = kedalaman focus (Km)



b. Berdasarkan data boring log dan summary hasil test laboraturium (terlampir) tentukan maximum shear (Gmax) dan shear wave Velocity (Vs) untuk masing-masing lapisan. Diasumsikan tanah terkonsolidasi secara normal



c. Dengan menggunakan program PRO- SHAKE tentukan :

1. Respon spectra percepatan gempa di batuan dasar

2. Respon spectra percepatan gempa di Lapisan tanah No. 5

3. Respon spectra percepatan gempa di permukaan tanah

4. percepatan maksimum gempa di Batuan Dasar

5. percepatan maksimum gempa di Lapisan Tanah No. 5

6. percepatan maksimum gempa di permukaan tanah

7. Perambatan besar percepatan dari batuan dasar ke permukaan tanah

8. Berikan tanggapan dan kesimpulan dari hasil analisis yang saudara kerjakan



untuk periode ulang 250 tahun berdasarkan data tanah tersebut. Gunakan atenuase Joyner & Boore (1988) dan Crouse (1991) serta dengan menggunakan :



- Input gempa Treasure Island, Santa Cruz MTNS (Loma Prieta Eq) *)

- Input gempa Elcentro *)



Karakteristik asli dari masing-masing pencatatan gempa tersebut sebagai berikut :



Gempa T(detik) time step (detik)

Treasure Island,

Santa Cruz MTNS (Loma Prieta Eq) 0,65 0,02

Elcentro 0,56 0,02







*) Data input gempa diberikan pada Program ProShake




Boring Log
Data Boring log merupakan hasil interpretasi Lapangan dan Penyelidikan Laboraturium Mekanika Tanah USU


Muka Tanah




Keterangan :


  1. Asumsikan sendiri parameter jika ada data yang kurang

  2. Jika parameter diatas dikerjakan secara tabelaris, harap dicantumkan dalam laporan.

























Labels: Gempa

Thanks for reading Soal-Soal Rekayasa Bangunan Tahan Gempa. Please share...!

0 Comment for "Soal-Soal Rekayasa Bangunan Tahan Gempa"

Back To Top