BAB III TEKNIK PELAKSANAAN KOLOM DI ATAS LANTAI 4 Pada proyek pembangunan Asrama STIKES Sari Mutiara Medan, teknik pelaksanaan kolom dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini: No Ok No Ok Diagram alir pelaksanaan kolom A. Pekerjaan Persiapan 1. Pembacaan Gambar Dari pembacaan gambar diketahui keterangan mengenai kolom yang akan dibuat yang antara lain: dimensi kolom, dimensi sengkang, diameter tulangan utama kolom, dll. Pada proyek pembangunan Asrama STIKES Sari Mutiara diperoleh data kolom (seperti gambar III.1) yaitu : a. ukuran penampang kolom = 40 cm x 40 cm; b. tinggi kolom = 4 m; c. panjang tulangan utama = 5 m; d. ukuran sengkang = 35 cm x 35 cm; e. diameter tulangan utama = 19 mm; f. diameter tulangan sengkang = 10 mm; Gambar III.1 Rencana kolom 2. Persiapan Alat dan Bahan Peralatan dan bahan disiapkan dalam suatu bengkel/los kerja tersendiri. Peralatan dan bahan untuk acuan-perancah disiapkan dibengkel acuan-perancah. Begitu juga dengan peralatan dan bahan tulangan disiapkan di bengkel tulangan. Peralatan yang diperlukan antara lain: a. gergaji; b. mesin pemotong multiplek; c. palu/martil; d. siku; e. unting-unting; f. waterpas; g. meteran; h. tang; i. stronger. Bahan yang diperlukan antara lain: a. paku; b. multiplek dengan tebal 10 mm; c. kayu 2 in x 2 in, 2 in x 3 in, 3 in x 4 in; d. baji; e. beton tahu; f. kawat beton. B. Penyetelan dan Pemasangan Sepatu Kolom Penyetelan dan pemasangan sepatu kolom pada proyek pembangunan Asrama Stikes Sari Mutiara dilaksanakan seperti gambar III.3 dengan urutan sebagai berikut: 1. Penentuan stik tulangan kolom acuan untuk pemasangan sepatu kolom; 2. Pada proyek pembangunan Asrama Stikes Sari Mutiara, stik tulangan kolom acuannya adalah semua stik sebelah pinggir pada pelat lantai 4 (pelat lantai berbentuk persegi panjang); 3. Pada masing-masing stik tulangan kolom acuan tersebut, stik (panjang penyaluran) disesuaikan dengan gambar penulangan, vertikalnya lurus, dan tegak dengan kolom di bawahnya (seperti gambar III.2); Gambar III. 2 Posisi stik tulangan kolom acuan terhadap kolom di bawahnya 4. Pada masing-masing stik tulangan kolom acuan tersebut diikatan kayu pada 2 sisi-sisi yag saling tegak lurus; 5. Pemasangan paku pada kayu tersebut diatas dengan jarak 2,5 cm dari luar stik. Pada paku tersebut diikat benang yang kemudian ditarik ke acuan lainnya; 6. Pada masing-masing tempat yang akan dibuat kolom, benang tersebut dipindahkan/dilot ke lantai menggunakan unting-unting. Dari garis tersebut diukur 6 cm kemudian dipasangakan sepatu kolom; catatan: 2,5 cm = tebal beton tahu 6 cm = tebal mal (multiplek + kayu 2" x 2") = 1cm + 5cm. Gambar III. 3 Pemasangan dan penyetelan sepatu kolom C. Pabrikasi Acuan dan Perancah Kolom 1. Kolom yang akan dibuat berdimensi 40 cm x 40cm dan tinggi 4 meter. Dari ukuran tersebut akan dibuat bekisting dengan 4 sisi yaitu 2 sisi dengan lebar 40 cm dan 2 sisi lagi berukuran 52 cm (seperti gambar III.4). catatan: 52 cm = lebar kolom + 2 x (tebal multiplek + kayu 2" x 2") = 40 cm + 2 x (1+5) cm; Gambar III. 4 Penentuan lebar multiplek yang dibutuhkan 2. Pemotongan multiplek dengan lebar 40 cm, panjang 244 cm dan lebar 40 cm, panjang 156 cm masing-masing 2 buah; 3. Pemotongan multiplek dengan lebar 52 cm, panjang 244 cm dan lebar 40 cm, panjang 156 cm masing-masing 2 buah. catatan: 244 cm + 156 cm = 4 m; 4. Pemakuan kayu 2" x 2" pada arah memanjang di pinggir multiplek sehingga menghasilkan bekisting 40 cm x 4 m dan 52 cm x 4 m (seperti gambar III.5) masing-masing 2 buah; Gambar III. 5 Pemasangan kayu 2" x 2" pada arah memanjang 5. Pemasangan kayu penguat 2" x 2" pada arah melintang, untuk sisi 40 cm = 8 buah, untuk sisi 52 cm = 8 buah (seperti gambar III.6); Gambar III. 6 Pemasangan kayu 2" x 2" arah melintang 6. Pemasangan kayu 2" x 3" dan 3" x 4" pada sisi yang memiliki lebar 52 cm (seperti gambar III.7), sedangkan pada sisi dengan lebar 40 cm tidak dipasang; Gambar III. 7 Pemasangan kayu-kayu pada sisi yang memiliki lebar 52 cm 7. Perangkaikan 3 sisi bekisting menggunakan paku dan stronger yaitu 2 sisi 40 cm dan satu sisi 52 cm (seperti gambar III.8). Satu sisi lagi dipasang setelah tulangan telah berdiri. Gambar III. 8 Perangkaian 3 sisi bekisting D. Pabrikasi Tulangan 1. Pemotongan tulangan utama dan pembuatan sengkang; 2. Perakitan tulangan sesuai dengan gambar. E. Pendirian Tulangan 1. Tulangan diangkut ke lantai 5 menggunakan lift barang dan katrol; 2. Tulangan yang telah dirakit didirikan dengan mengikatkan pada stik panjang penyaluran; 3. Pemasangan beton tahu. F. Pemeriksaan Tulangan 1. Pemeriksaan kesesuaian tulangan yang terpasang dengan gambar; 2. Pemeriksaan kekuatan dan ketegakannya. G. Pemasangan dan Penyetelan Acuan-Perancah Pemasangan dan penyetelan acuan-perancah dapat dilihat pada gambar III.9 dan III.10 yang urutannya sebagai berikut: 1. Perancah yang telah dirangkai (masih 3 sisi) didirikan mengelilingi tulangan kolom dengan merapatkan pada sepatu kolom; 2. Pemasangan sisi perancah lebar 52 cm yang belum terpasang dipakukan dan dikakukan dengan stronger; 3. Pemasangan kayu 2" x 3" Serta diketatkan menggunakan baji; Gambar III. 9 Pemasangan bekisting 4. Pemasangan unting-unting pada sisi yang saling tegak lurus; 5. Penyetelan ketegakan kolom dan penyokongan bekisting kolom masing-masing sisi. Gambar III. 10 Pemasangan dan penyetelan perancah H. Pembuatan Campuran Beton Pada proyek ini pencampuran beton dilakukan menggunakan molen kapasitas 0,2 m3 (seperti gambar 13 pada lampiran) dengan komposisi campuran 1 semen: 2 pasir: 3 kerikil (dalam satuan ember). I. Pengecoran Kolom 1. Campuran beton diangkut ke lantai 5 menggunakan lift barang (seperti gambar 9 pada lampiran);. 2. Dari lift barang campuran beton dituang pada bak kayu (seperti gambar 7 pada lampiran); 3. Dari bak kayu, campuran beton dibawa menggunakan gerobak sorong ke lokasi pencecoran; 4. Pemasangan kayu di dalam mal kolom untuk pembuatan alur dinding; 5. Pengecoran menggunakan corong, hal ini bertujuan agar jatuhnya agregat teratur (tidak terjadi pengelompokan butiran); 6. Pemadatan dilakukan dengan merojok campuran dengan kayu atau tulangan; 7. Pemadatan yang kurang dapat menyebabkan segregasi; 8. Pemadatan yang berlebihan dapat menyebabkan bleeding. J. Pembongkaran Acuan dan Perancah Hal yang perlu diperhatikan sebelum membongkar Acuan dan perancah antara lain: 1. beton telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri; 2. beton tidak lagi mengalami perubahan bentuk jika bersentuhan dengan benda lain. Pada proyek ini pembongkaran dilakukan sehari setelah pengecoran. Urutan pembongkaran antara lain: 1. pembongkaran sokong-sokong kayu; 2. pembongkaran baji; 3. pembongkaran bekisting, sehingga bekisting menjadi 2 bagian yaitu: a. 2 sisi lebar 40 cm dengan 1sisi lebar 52 cm; b. 1 sisi lebar 52 cm. K. Pengecekan Hasil Pengecoran 1. Keropos Jika terjadi keropos maka beton tersebut didempul menggunakan semen. 2. Retak-retak Jika keretakan ditinjau dari struktural sudah tidak layak, maka beton di bongkar/ dibobok kemudian dicor lagi. L. Perawatan (curing) Perawatan dilakukan dengan melakukan penyiraman setiap hari dan pengikatan goni basah pada kolom sampai berumur 28 hari. Perawatan beton berpengaruh pada tingkat keawetan dan kekuatan beton. Jika beton tidak mendapat perawatan menyebabkan proses hidrasi semen terganggu karena penguapan air dalam beton tidak tertahan sehingga mengakibatkan beton: 1. retak-retak pada permukaan beton, disebabkan perbedaan temperatur pada permukaan dengan temperatur dalam beton; 2. timbul pori dalam beton; 3. kekuatan dan keawetan beton berkurang. .
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN KOLOM DI ATAS LANTAI 4 Pada proyek pembangunan Asrama STIKES Sari Mutiara Medan, teknik pelaksanaan kolom dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini: No Ok No Ok Diagram alir pelaksanaan kolom A. Pekerjaan Persiapan 1. Pembacaan Gambar Dari pembacaan gambar diketahui keterangan mengenai kolom yang akan dibuat yang antara lain: dimensi kolom, dimensi sengkang, diameter tulangan utama kolom, dll. Pada proyek pembangunan Asrama STIKES Sari Mutiara diperoleh data kolom (seperti gambar III.1) yaitu : a. ukuran penampang kolom = 40 cm x 40 cm; b. tinggi kolom = 4 m; c. panjang tulangan utama = 5 m; d. ukuran sengkang = 35 cm x 35 cm; e. diameter tulangan utama = 19 mm; f. diameter tulangan sengkang = 10 mm; Gambar III.1 Rencana kolom 2. Persiapan Alat dan Bahan Peralatan dan bahan disiapkan dalam suatu bengkel/los kerja tersendiri. Peralatan dan bahan untuk acuan-perancah disiapkan dibengkel acuan-perancah. Begitu juga dengan peralatan dan bahan tulangan disiapkan di bengkel tulangan. Peralatan yang diperlukan antara lain: a. gergaji; b. mesin pemotong multiplek; c. palu/martil; d. siku; e. unting-unting; f. waterpas; g. meteran; h. tang; i. stronger. Bahan yang diperlukan antara lain: a. paku; b. multiplek dengan tebal 10 mm; c. kayu 2 in x 2 in, 2 in x 3 in, 3 in x 4 in; d. baji; e. beton tahu; f. kawat beton. B. Penyetelan dan Pemasangan Sepatu Kolom Penyetelan dan pemasangan sepatu kolom pada proyek pembangunan Asrama Stikes Sari Mutiara dilaksanakan seperti gambar III.3 dengan urutan sebagai berikut: 1. Penentuan stik tulangan kolom acuan untuk pemasangan sepatu kolom; 2. Pada proyek pembangunan Asrama Stikes Sari Mutiara, stik tulangan kolom acuannya adalah semua stik sebelah pinggir pada pelat lantai 4 (pelat lantai berbentuk persegi panjang); 3. Pada masing-masing stik tulangan kolom acuan tersebut, stik (panjang penyaluran) disesuaikan dengan gambar penulangan, vertikalnya lurus, dan tegak dengan kolom di bawahnya (seperti gambar III.2); Gambar III. 2 Posisi stik tulangan kolom acuan terhadap kolom di bawahnya 4. Pada masing-masing stik tulangan kolom acuan tersebut diikatan kayu pada 2 sisi-sisi yag saling tegak lurus; 5. Pemasangan paku pada kayu tersebut diatas dengan jarak 2,5 cm dari luar stik. Pada paku tersebut diikat benang yang kemudian ditarik ke acuan lainnya; 6. Pada masing-masing tempat yang akan dibuat kolom, benang tersebut dipindahkan/dilot ke lantai menggunakan unting-unting. Dari garis tersebut diukur 6 cm kemudian dipasangakan sepatu kolom; catatan: 2,5 cm = tebal beton tahu 6 cm = tebal mal (multiplek + kayu 2" x 2") = 1cm + 5cm. Gambar III. 3 Pemasangan dan penyetelan sepatu kolom C. Pabrikasi Acuan dan Perancah Kolom 1. Kolom yang akan dibuat berdimensi 40 cm x 40cm dan tinggi 4 meter. Dari ukuran tersebut akan dibuat bekisting dengan 4 sisi yaitu 2 sisi dengan lebar 40 cm dan 2 sisi lagi berukuran 52 cm (seperti gambar III.4). catatan: 52 cm = lebar kolom + 2 x (tebal multiplek + kayu 2" x 2") = 40 cm + 2 x (1+5) cm; Gambar III. 4 Penentuan lebar multiplek yang dibutuhkan 2. Pemotongan multiplek dengan lebar 40 cm, panjang 244 cm dan lebar 40 cm, panjang 156 cm masing-masing 2 buah; 3. Pemotongan multiplek dengan lebar 52 cm, panjang 244 cm dan lebar 40 cm, panjang 156 cm masing-masing 2 buah. catatan: 244 cm + 156 cm = 4 m; 4. Pemakuan kayu 2" x 2" pada arah memanjang di pinggir multiplek sehingga menghasilkan bekisting 40 cm x 4 m dan 52 cm x 4 m (seperti gambar III.5) masing-masing 2 buah; Gambar III. 5 Pemasangan kayu 2" x 2" pada arah memanjang 5. Pemasangan kayu penguat 2" x 2" pada arah melintang, untuk sisi 40 cm = 8 buah, untuk sisi 52 cm = 8 buah (seperti gambar III.6); Gambar III. 6 Pemasangan kayu 2" x 2" arah melintang 6. Pemasangan kayu 2" x 3" dan 3" x 4" pada sisi yang memiliki lebar 52 cm (seperti gambar III.7), sedangkan pada sisi dengan lebar 40 cm tidak dipasang; Gambar III. 7 Pemasangan kayu-kayu pada sisi yang memiliki lebar 52 cm 7. Perangkaikan 3 sisi bekisting menggunakan paku dan stronger yaitu 2 sisi 40 cm dan satu sisi 52 cm (seperti gambar III.8). Satu sisi lagi dipasang setelah tulangan telah berdiri. Gambar III. 8 Perangkaian 3 sisi bekisting D. Pabrikasi Tulangan 1. Pemotongan tulangan utama dan pembuatan sengkang; 2. Perakitan tulangan sesuai dengan gambar. E. Pendirian Tulangan 1. Tulangan diangkut ke lantai 5 menggunakan lift barang dan katrol; 2. Tulangan yang telah dirakit didirikan dengan mengikatkan pada stik panjang penyaluran; 3. Pemasangan beton tahu. F. Pemeriksaan Tulangan 1. Pemeriksaan kesesuaian tulangan yang terpasang dengan gambar; 2. Pemeriksaan kekuatan dan ketegakannya. G. Pemasangan dan Penyetelan Acuan-Perancah Pemasangan dan penyetelan acuan-perancah dapat dilihat pada gambar III.9 dan III.10 yang urutannya sebagai berikut: 1. Perancah yang telah dirangkai (masih 3 sisi) didirikan mengelilingi tulangan kolom dengan merapatkan pada sepatu kolom; 2. Pemasangan sisi perancah lebar 52 cm yang belum terpasang dipakukan dan dikakukan dengan stronger; 3. Pemasangan kayu 2" x 3" Serta diketatkan menggunakan baji; Gambar III. 9 Pemasangan bekisting 4. Pemasangan unting-unting pada sisi yang saling tegak lurus; 5. Penyetelan ketegakan kolom dan penyokongan bekisting kolom masing-masing sisi. Gambar III. 10 Pemasangan dan penyetelan perancah H. Pembuatan Campuran Beton Pada proyek ini pencampuran beton dilakukan menggunakan molen kapasitas 0,2 m3 (seperti gambar 13 pada lampiran) dengan komposisi campuran 1 semen: 2 pasir: 3 kerikil (dalam satuan ember). I. Pengecoran Kolom 1. Campuran beton diangkut ke lantai 5 menggunakan lift barang (seperti gambar 9 pada lampiran);. 2. Dari lift barang campuran beton dituang pada bak kayu (seperti gambar 7 pada lampiran); 3. Dari bak kayu, campuran beton dibawa menggunakan gerobak sorong ke lokasi pencecoran; 4. Pemasangan kayu di dalam mal kolom untuk pembuatan alur dinding; 5. Pengecoran menggunakan corong, hal ini bertujuan agar jatuhnya agregat teratur (tidak terjadi pengelompokan butiran); 6. Pemadatan dilakukan dengan merojok campuran dengan kayu atau tulangan; 7. Pemadatan yang kurang dapat menyebabkan segregasi; 8. Pemadatan yang berlebihan dapat menyebabkan bleeding. J. Pembongkaran Acuan dan Perancah Hal yang perlu diperhatikan sebelum membongkar Acuan dan perancah antara lain: 1. beton telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri; 2. beton tidak lagi mengalami perubahan bentuk jika bersentuhan dengan benda lain. Pada proyek ini pembongkaran dilakukan sehari setelah pengecoran. Urutan pembongkaran antara lain: 1. pembongkaran sokong-sokong kayu; 2. pembongkaran baji; 3. pembongkaran bekisting, sehingga bekisting menjadi 2 bagian yaitu: a. 2 sisi lebar 40 cm dengan 1sisi lebar 52 cm; b. 1 sisi lebar 52 cm. K. Pengecekan Hasil Pengecoran 1. Keropos Jika terjadi keropos maka beton tersebut didempul menggunakan semen. 2. Retak-retak Jika keretakan ditinjau dari struktural sudah tidak layak, maka beton di bongkar/ dibobok kemudian dicor lagi. L. Perawatan (curing) Perawatan dilakukan dengan melakukan penyiraman setiap hari dan pengikatan goni basah pada kolom sampai berumur 28 hari. Perawatan beton berpengaruh pada tingkat keawetan dan kekuatan beton. Jika beton tidak mendapat perawatan menyebabkan proses hidrasi semen terganggu karena penguapan air dalam beton tidak tertahan sehingga mengakibatkan beton: 1. retak-retak pada permukaan beton, disebabkan perbedaan temperatur pada permukaan dengan temperatur dalam beton; 2. timbul pori dalam beton; 3. kekuatan dan keawetan beton berkurang. .
Bona Pasogit
06:30
Admin
Bandung Indonesia
0 Comment for "teknik pelaksanaan kolom dan balok gedung"