BEKESTING


BEKESTING
Dalam pelaksanaan bngunan terutama sejak 10-20 tahun terakhir ini, beton semakin banyak dipakai sebagai konstruksi bangunan. Beton membutuhkan suatu bekesting (acuan) baik untuk mendapatkan bentuk yang dirancang maupun untuk penerasannya.
Acuan dan perancah merupakan konstruksi sementara yang akan dibongkar kembli setelah beon mencapai bats umur yang ditentukan, walaupun demikian konstruksi ini memegang peranan penting dalam konstruksi beton . Untuk itu acuan (cetakan) harus dibuat dari bahan yang bermutu dan perlu direncanakan sedemikian rupa, supaya konstruksi tidak mengalami kerusakan akibat lendutan yang timbul ketika beton dituang.
Berdasarkan tradisi nasional dana ahli-hli bangunan timbullah beberapa garis-garis besar pedoman pembekestingan yang timbul ditiap-tiap daerah. Pedoman ini sering secara lisan yang hanya berdasarkan pengalaman yang sudah ada, Karena pada setiap daerah pedomn ini dapat berbeda.

 Rencana Bekesting
Supaya dapat membuat rencana bekesting awal petama pertama perencanaan dari staruktur beton harus dipelajari lebih dahulu jangkauan untuk pekerjaan bangunan juga sangat penting. Selanjutnya harus ada bayangan dari bahan-bahan, papan lantai, balok, kayu bulat, stempel baja, dan sebagainya yang ada persediaan. Tujuan utama adalh untuk merencanakan metode pekerjan sedemikian rupa sehingga memenuhi :
-     Bekesting struktur dapat dipertanggungjawabkan terhadap kekuatan lendutan dan kestabilan.
-     Detail yang mudah, meningkatkan kemungkinan pelaksanaan.
-     Keamanaan kerja.
-     Ekonomis, Keperluan bekesting yang minimal, waktu pembangunan optimal, jumlah tenaga yang dibutuhkan, pemakaian bahan, dan alat pengangkutan yang minimal.
-     Direalisasikan dalam waktu yang minimal




1.   Butir pemikiran perencanan bekesting
      Pada perencanaan bekesting dikemukakan data serta pemeriksaan antara lain :
-          Suku cadangan yang perlu dan bahan persediaan.
-          Keperluan karyawan
-          Penempatan yang teratur
-          Waktu mulai dan akhir pekerjaan, disarankan memakai time schedule
Ukuran pelaksanaan :
-          Ukuran pelakasnaan seluruh konstruksi
-          Ukuran toleransi yang bolehkan
-          Tempat penjangkaran
-          Cukup perhitungan tempat pengaturan
Struktur penyanggaan:
-          Stempel dipasang sedemikian rupa supaya lendutan tidak terjadi
-          Stempel pada jarak yang cocok dan vertikal
-          Detail sambungan menurut gambar
-          Bila mungkin strutur strutur tumpuan diatur kembali
Pelat bekesting:  
-          Pelat bekesting dibasahi air atau dilumasi sebelum beton dicor.
-          Sambungan cukup ditutup (peluapan mortal)
-          Bila perlu dipasang bilahan kayu pengisi
Keamanaan :
-          Bekesting terjangkau (tangga, jembatan,dl)
-          Kestabilan bekesting
-          Apakah celah lantai sudah ditutup
-          Lokasi pembangunan dibereskan
-          Dinding elemen dipasang cukup kuat, menghindari runtuhan pada saat beban angin besar
2.   Pemeriksaan bekesting sebelum & sesudah beton dicor
Sebelum beton dicor, bekesting harus diperiksa, gunanya adalah apabila ada kesalahan masih dapat diperbaiki. Sedangkan keamnaan sedang mencor terjamin, setelah itu boleh disetujui untuk dicor. Selama pengecoran harus diperiksa oleh yang bertanggung jawab (ahli), guna menghindari adanya kerusakan selama pengecoran, tentu akan memakan biaya yang cukup besar. Perecanaan bekesting dengan baik akan mampu menerima gaya-gaya yang terjadi pada pengecorn dan pemadatan serta kecepatan tuang yang dikontrol.
Pemdatan dengan jarum penggetar jangan terllu dalam dan jangan berulang-ulang karena bisa memberikan tekanan tambahan pada bekesting, ini akan berakibat buruk terhadap bekesting.
Hal- hal yang perlu diperhatikan pada saat pengecoran dalah sebagai berikut :
-     Perubahan bentuk bekesting yang tidak diduga
-     Sambungan berubah atau lepas, yang dapat membahayakan
-     Tinggi jatuh beton, pemeriksaan kecepatan penuangan, penurunan mortal dan cra pemadaan yang benar
-     Peluapan air semen
Dalam hal ini bekesting perlu diperikasa setelah selesai pengecoran, guna mencek adanya penurunan stempel, perubahan bentuk yang besar, dsb.
3.   Pembongkaran
Setelah dikoreksi, rencana lengkap “bestek” atau peraturan dapat ditentukan persyaratan waktu yang berkaitan  dengan pembongkaran, karena adanya kerusakan beton yang masih baru setelah dibongkar atau akibat dari kekuatan yang belum tercapai (pembentukan pecah atau lendutan). Ketika pembongkaran, beban-beban (struktur betonsendiri) harus serata mungkin agar tidak menimbulkan kejutan pda bgian struktur beton.
4.   Perawatan dan penyimpanan
Bekesting yang telah dibongkar akan disusun dan dipilih kemungkinan penggunaan berulang. Pemakian berulang dapat dipertimbangkan berdasarkan apakah pebersihannya masih menguntungkan dipandang dari segi ekonomi.

0 Comment for "BEKESTING"

Back To Top