Materi Kuliah Mekanika Tanah I




  1. Air Tanah
  2. Aliran Air dalam Tanah
  3. Jaringan Aliran (Flow Net)
  4. Klasifikasi Tanah
  5. Koefisien Permeabilitas
  6. Konsistensi Tanah

Mekanika tanah adalah bagian dari geoteknik yang merupakan salah satu cabang dari ilmu teknik sipil, dalam bahasa Inggris mekanika tanah berarti soil mechanics atau soil engineering dan Bodenmechanik dalam bahasa Jerman.

Istilah mekanika tanah diberikan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1925 melalui bukunya "Erdbaumechanik auf bodenphysikalicher Grundlage" (Mekanika Tanah berdasar pada Sifat-Sifat Dasar Fisik Tanah), yang membahas prinsip-prinsip dasar dari ilmu mekanika tanah modern, dan menjadi dasar studi-studi lanjutan ilmu ini, sehingga Terzaghi disebut sebagai "Bapak Mekanika Tanah". 

Tanah sendiri merupakan material yang terdiri dari aggregat yang tidak terikat secara kimiawi, zat cair dan gas yang mengisi ruang kosong pada butiran aggregat.

  1. Mektan.AirTanah  >> Download 
  2. Mektan.AliranAirDalamTanah  >> Download 
  3. Mektan.JaringanAliran(FlowNet)  >> Download 
  4. Mektan.KlasifikasiTanah  >> Download  
  5. Mektan.KoefisienPermeabilitas  >> Download  
  6. Mektan.KonsistensiTanah  >> Download  
  7. Mektan.TeganganEfektif >> Download  
  8. Mektan.TeganganpadaMassaTanah(bag1)  >> Download  
  9. Mektan.TeganganyangDiakibatkanolehBebanLajur  >> Download 
Sumber : Materi Sipil (google site)

cut off wall



Aplikasi Dinding Halang pada Bendungan Urugan


1. Umum
Parit halang (cut off trench) konvensional yang diisi tanah yang dipadatkan, kadang-kadang tidak ekonomis untuk dilaksanakan, karena terlalu dalam dan kondisi muka air tanah yang tinggi. Cara lain untuk mengatasi masalah tersebut  adalah dengan pembuatan dinding halang (cut off wall). Dinding halang dapat dokonstruksi dengan berbagai cara yang tidak memerlukan pengeringan pondasi (dewatering) dan dengan volume galian yang jauh lebih kecil dibanding galian yang diperlukan dalam pembuatan paritan halang.
Kegunaan utama dinding halang pada bendungan urugan adalah untuk mengendalikan rembesan pada tubuh dan pondasi bendungan. Dinding halang berfungsi mengurangi debit dan energi rembesan. Umumnya, dinding halang ditempatkan disebelah hulu as bendungan sehingga tekanan air dan gradien hidraulik yang tinggi, tidak menimbulkan dampak yang merugikan terhadap bendungan. Agar pengendalian rembesan dengan dinding halang berfungsi efektif, dalam penggunaannya sering dikombinasikan dengan sistem pengendalian rembesan lain, baik yang bersifat upaya pengurangan rembesan, maupun berupa sistem drainasi.
2. Pengertian
  1. Permukaan air freatik (phreatic surface) adalah : permukaan imajiner tekanan air pori pada tubuh bendungan atau pondasi pada kondisi tekanan air pori sama dengan tekanan atmosfir
  2. Gradien hidraulik (hydraulic gradient) adalah : perbedaan (tanpa satuan) antara tinggi tekanan hidraulik diantara dua titik pada suatu media aliran (medium flow). Tinggi tekanan hidraulik, biasanya diwujudkan sebagai jumlah tinggi (head) tekanan air pori dalam satuan tinggi yang ekufalen dengan tinggi kolom air dan elevasi tinggi tekanan (dalam satuan tinggi) diatas datum. Kecepatan tinggi tekanan (velocity head) pada media aliran lolos air, diasumsikan sama dengan nol.
  3. Konduktivitas hidraulik (hydraulic conductivity) atau permeabilitas adalah : laju rata-rata aliran di suatu media aliran, pada satuan gradient dan kondisi aliran adalah laminar pada arah aliran tertentu. Permeabilitas primer menunjukkan aliran melalui media butiran yang lolos air, sedangkan permeabilitas sekunder menunjukkan aliran melalui bukaan pada media seperti retak-retak atau alur-alur pelarutan.
  4. Anisotropi (Anisotropy) adalah : sifat (permeabilitas) material yang tidak seragam pada arah aliran rembesan yang berbeda. Misalnya, rembesan pada media berupa tanah, permeablilitas arah mendatar berbeda dengan arah vertical.
  5. Aliran Jenuh (saturated flow) : menunjukkan media aliran lolos air pada zona tekanan air pori positif dibawah permukaan freatik. Aliran jenuh umumnya dihasilkan akibat adanya pengaruh perbedaan gaya berat gradient hidraulik antara waduk dan tempat keluarnya rembesan dihilir/drain.
  6. Tekanan rembesan (seepage force) adalah : tekanan yang bekerja searah aliran yang ditimbulkan oleh rembesan pada media lolo air yang jenuh.
  7. Aliran tak jenuh (unsaturated flow) : menunjukkan media aliran lolos air pada zona tekanan air pori negative diatas permukaan freatik. Hal tersebut umumnya terjadi karena adanya perbedaan antara tegangan permukaan kapiler (yang diakibatkan oleh gradient hidraulik diantara zona jenuh air) dengan tempat keluarnya rembesan.
  8. Desikasi (deiccation) adalah suatu kondisi keringnya atau menurunnya kandungan air di dalam tanah, khususnya terkait dengan kejadian pada bendungan urugan, yang berpoteni terjadinya retak susut.

3. Efektifitas Dinding Halang
Agar efektif, dinding halang harus dipasanag menembus lapisan lolos air sampai masuk kedalam lapisan kedap air. Dinding halang sepenggal (partial cut off wall) yang hanya menembus 50 % lapisan lolos air hanya akan mampu mengurangi debit rembesan sekitar 20 %. Walaupun demikian dinding halang sepenggal, sering digunakan sebagai upaya pengendalian rembesan dengan cara memotong emua zona lolos air di bagian atas lapisan yang mnungkin ada dan tidak terdeteki selama investigasi.
Dinding halang sepengagal kurang efisien untuk mengurangi tekanan gaya angkat (up lift pressure) dan gradient keluaran (exit gradient). Secara umum, dinding halang sepenggal pada lapisan lolos air, tidak memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap gradient keluaran. Pada umumnya, masih diperlukan upaya tambahan berupa pengendalian rembesan cara lain, seperti drainasi pada pondasi atau drainasi kaki. Apabila dinding halang direncanakan dengan penetrasi penuh sampai masuk ke dalam lapisan semi kedap dan pengaruh pengurangan gradient keluaran harus diperhitungkan secara cermat. Metode invetigasi efektifitas dinding halang dijelaskan pada bab-bab pedoman pengendalian rembesan.
4. Jenis-jenis Dinding Halang
Jenis-jenis dinding halang yang sering digunakan pada bendungan urugan, yaitu :
  • Dinding halang puritan slari tanah-bentonit,
  • Dinding halang beton,
  • Dinding halang puritan slari semen-bentonit,
  • Dinding halang tiang, galerin Benton bersusun dan dinding halang tipis.
Secara teori, semua jenis dinding halang tersebut dapat didesain sebagai penghalang rembesan poitif (positive cut off). Namun masih ada beberapa ketidak pastian di dalam desain dan pelaksanaan konsruksi pada semua jenis dinding halang. Perencana harus memahami benar kelebihan dan kekurangan setiap jenis dinding halang tersebut, agar dapat dipilih jenis dinding halang yang paling sesuai dengan kondisi lapangan. Setiap aplikasi dinding halang pada suatu lokasi adalah “unik” dan akan tergantung pada :
  • Fungsi yang diinginkan,
  • Kondisi hidraulik,
  • Gradien hidraulik,
  • Pertimbangan ekonomi.

Karakteristik utama dari dinding halang tersebut adalah seperti pada table dibawah :
Karakteristik Dinding diafragma Dinding diafragma Dinding diafragma Dinding diafragma Dinding diafragma Dinding slari Dinding tiang
Cara penggalian dan atau pemasangan Clamshells mekanis Clamshells mekanis Clamshells mekanis (Kelly grabs) Mesin pemotong (teknik pemotongan dgn sirkulasi balik) Mesin pemotong (teknik pemotongan dgn sirkulasi balik) Draglines, shovel mekanis Downhole hammer drilling
Material pengisi Bentonit Benton konvensional atau plastis Bentonit/semen atau beton (konvensional atau plastis) Slari bentonit/semen Beton konvensional atau plastis Bentonit tanah atau bentonit semen Beton
Sambungan (joints) Tidak ada sambungan Sambungan keliling, sambungan cetakan Sambungan keliling, sambungan cetakan Beton/beton tanpa sambungan Beton/beton tanpa sambungan Tanpa sambungan Dengan sambungan
Kedalaman maksimum (m) 50 120 50 – 60 50 150 15 – 20 50
Jenis tanah/batuan Tanah penutup (over burden) Tanah penutup (over burden) Tanah penutup Tanah penutup batuan terlapuk, batuan sampai 100 Mpa (dengan alat khusus) Tanah penutup batuan terlapuk, batuan sampai 100 Mpa (dengan alat khusus) Tanah penutup Batuan keras (over burden)
keterangan - - - Untuk kedalaman > 10 m Untuk kedalaman > 10 m Gradient hidraulik I < 10 m Mahal
Sedangkan Material untuk Dinding Diafragma (ICOLD, Bulletin 129, 2005)
Jenis Material Kekuatan (Mpa) Permeabilitas k (m/dtk) Deformabilitas Sifat Retakan Komposisi
Beton tremi 30 – 50 10 -12 Kaku Mudah retak (brittle) Semen + agregat slump 20 cm w/c = 0,5 – 0,7
Beton plastis 1,0 – 3,0 10 -9 Tinggi Tahan terhadap regangan sampai 10 % tanpa retak Semen + agregat + lempung + bentonit w/c = 0,5
Slari semen / bentonit 0,1 – 1,0 10 -8 Sangat tinggi Tahan terhadap deformasi dan tekanan latera

Dewatering

Dewatering

Dewatering adalah proses penurunan muka air tanah selama Konstruksi berlangsung selain itu juga diperuntukkan pencegahan kelongsoran akibat adanya aliran tanah pada galian atau bisa dipaparkan sebagai proses pemisahan antara cairan dengan padatan.

Proses dewatering tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan jalan :
1. Thickening, Yaitu merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (% solid = 50%)
2. Filtrasi, Adalah merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan
menyaring (dengan filter) sehingga didapat solid factor sama dengan empat (% solid = 100%).
3. Drying, Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan jalan pemanasan,
sehingga padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering (% solid = 100%).

Back To Top