Nama Prof.Dr.Ir. Sedyatmo mungkin terdengar asing di telinga kita. Namun, taukah kamu kalau ternyata ia adalah salah satu orang yang berpengaruh di dunia pembangunan? Salah satu hasil pemikiran kecerdasannya sudah diakui dunia dari karya teknologi pemasangan pondasi yang kokoh di atas tanah labil. Gagasan ini banyak diterapkan di berbagai bangunan di seluruh dunia.
Prof.Dr.Ir. Sedyatmo adalah Putra kebanggaan Karanganyar, Jawa Tengah. Sejarah awal mula munculnya gagasan “Pondasi Ceker Ayam” ini adalah saat ia memegang tanggung jawab untuk membangun menara listrik bertegangan tinggi di daerah rawa-rawa di kawasan Yogyakarta dengan persoalan struktur tanah yang lembek dan tidak stabil. Hingga munculah gagasan mendirikan menara di atas pondasi plat beton dengan ditopang oleh pipa-pipa beton di bawahnya.
Pipa atau pelat beton ini kemudian bersatu dan mencekeram tanah yang lembek dengan sangat kuat sehingga menjadi pondasi dasar menara yang kokoh. Sejak saat itulah nama “Pondasi Cakar Ayam” muncul. Sekarang ini, metode ini diterapkan di beberapa daerah di tanah air, seperti pembangunan landasan pacu Bandara Internasional Soekarno Hatta dan ratusan bangunan lainnya di dunia.
Gagasan “Pondasi Cakar Ayam” hasil kerja keras Professor Sedyatmo tersebut juga mendapat pengakuan paten dari beberapa negara di dunia.
Sejarah pondasi cakar ayam
Kita bisa memulai pembahasan pondasi cakar ayam ini dari sejarahnya dulu. Pondasi yang satu ini merupakan sebuah metode pemikiran yang ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo pada tahun 1961. Beliau saat itu berkarier sebagai pejabat di Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ketika itu, PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah berawa-rawa sekitar Ancol, Jakarta.
Dua menara berhasil didirikan dengan pondasi konvensional. Namun lima menara sisanya belum bisa dibangun. Semua menara tersebut nantinya akan menyalurkan listrik dari Tanjung Priok ke Gelanggang Olahraga Senayan. Di mana pada tahun 1962 diselenggarakan pesta olahraga Asian Games.
Ir. Soedijatmo paham bahwa sangat sulit mendirikan menara di atas tanah berawa seperti itu. Akhirnya, beliau mempunyai ide untuk mendirikan menara listriknya di atas pondasi cakar ayam yang terdiri atas plat beton. Di bawah plat beton tersebut masih ada pipa-pipa beton sebagai pendukungnya. Pipa dan plat beton tersebut secara kesatuan mencengkeram tanah berawa yang lembek dengan kuat.
Selanjutnya, lima menara listrik sisanya bisa didirikan secara tepat waktu dengan metode pondasi ide brilian Ir. Soedijatmo. Oleh beliau, pondasi itu diberi nama pondasi cakar ayam.
Pengertian pondasi cakar ayam
Prof.Dr.Ir. Sedyatmo adalah Putra kebanggaan Karanganyar, Jawa Tengah. Sejarah awal mula munculnya gagasan “Pondasi Ceker Ayam” ini adalah saat ia memegang tanggung jawab untuk membangun menara listrik bertegangan tinggi di daerah rawa-rawa di kawasan Yogyakarta dengan persoalan struktur tanah yang lembek dan tidak stabil. Hingga munculah gagasan mendirikan menara di atas pondasi plat beton dengan ditopang oleh pipa-pipa beton di bawahnya.
Pipa atau pelat beton ini kemudian bersatu dan mencekeram tanah yang lembek dengan sangat kuat sehingga menjadi pondasi dasar menara yang kokoh. Sejak saat itulah nama “Pondasi Cakar Ayam” muncul. Sekarang ini, metode ini diterapkan di beberapa daerah di tanah air, seperti pembangunan landasan pacu Bandara Internasional Soekarno Hatta dan ratusan bangunan lainnya di dunia.
Gagasan “Pondasi Cakar Ayam” hasil kerja keras Professor Sedyatmo tersebut juga mendapat pengakuan paten dari beberapa negara di dunia.
Sejarah pondasi cakar ayam
Kita bisa memulai pembahasan pondasi cakar ayam ini dari sejarahnya dulu. Pondasi yang satu ini merupakan sebuah metode pemikiran yang ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo pada tahun 1961. Beliau saat itu berkarier sebagai pejabat di Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ketika itu, PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah berawa-rawa sekitar Ancol, Jakarta.
Dua menara berhasil didirikan dengan pondasi konvensional. Namun lima menara sisanya belum bisa dibangun. Semua menara tersebut nantinya akan menyalurkan listrik dari Tanjung Priok ke Gelanggang Olahraga Senayan. Di mana pada tahun 1962 diselenggarakan pesta olahraga Asian Games.
Selanjutnya, lima menara listrik sisanya bisa didirikan secara tepat waktu dengan metode pondasi ide brilian Ir. Soedijatmo. Oleh beliau, pondasi itu diberi nama pondasi cakar ayam.
Pengertian pondasi cakar ayam
Setelah mengetahui sejarah penemuannya, bisa disimpulkan pengertian dari pondasi cakar ayam adalah salah satu metode rekayasa teknik dalam pembuatan pondasi bangunan.
Disebut pondasi cakar ayam karena bentuknya memang mirip seperti kaki hewan unggas tersebut, di mana di bagian bawah terdapat pipa-pipa beton yang menyerupai cakar alam. Fungsinya mencengkeram kuat tanah di bawahnya agar bangunan yang dibangun di atasnya benar-benar berdiri kokoh.
Pondasi cakar ayam sangat cocok dipakai di segala jenis atau macam tanah, baik yang bertanah lembek maupun keras. Oleh karena itu, pondasi tersebut banyak diaplikasikan untuk mendirikan gedung bertingkat.
Bukan hanya itu, pondasi cakar ayam jua diaplikasikan dalam pembangunan jalan layang, jembatan besar, hingga landasan. Tentu saja dengan struktur dan kekuatan yang berbeda, atau dengan kata lain besar kecilnya pondasi disesuaikan dengan tujuan pembangunannya.
Mengenal manfaat pondasi cakar ayam
Pondasi cakar ayam menjadi solusi mendirikan bangunan di atas tanah yang lembek. Pasalnya, tanah lembek seperti itu menyulitkan pembangunan dengan pondasi konvensional. Lagipula, tanah lembek yang berair sangat mungkin mudah ambles dan bergerak, sehingga tidak direkomendasikan mendirikan bangunan di atasnya.
Penemuan sistem pondasi cakar ayam oleh Ir. Soedijatmo telah memecahkan masalah tersebut. Sebuah sistem pondasi yang mampu mencengkeram tanah di bawahnya lebih kuat.
Bayangkan, kalau tanah lembek saja bisa dicengkeram sangat kuat oleh pondasi cakar ayam ini, bagaimana dengan tanah kering dan padat? Sudah pasti kekuatan pondasinya lebih kuat dan kokoh lagi!
Keuntungan lain dari pemakaian pondasi cakar ayam yaitu tidak membutuhkan sistem drainase. Jadi, seluruh isi pondasinya benar-benar berisi beton padat yang kuat. Tak ada celah atau ruangan untuk drainase seperti yang ada pada pondasi konvensional. Begitu juga untuk sambungan kembang susut yang biasanya ada di sistem konvensional.
Kekurangan pondasi cakar ayam
Meskipun sudah terkenal sebagai pondasi yang kuat dan kokoh. Tetap saja pondasi cakar ayam ada kekurangannya. Kamu yang mungkin dalam waktu dekat ini mau membangun rumah dengan sistem pondasi pondasi cakar ayam ini, tidak ada salahnya mengetahui informasinya. Dengan begitu, kamu bisa memilih dan mempertimbangkan sendiri mau memilih pondasi cakar ayam atau konvensional saja.
Biaya pembuatan pondasi cakar ayam lebih mahal dibanding yang konvensional. Hal itu dikarenakan peralatan dan tindakan dalam proses pembuatannya cukup banyak dan rumit.
Selain itu, bahan-bahan material yang dibutuhkan untuk proses betonisasi pondasi jauh lebih banyak. Oleh karena itu, jangan heran jika harus merogoh kocek lebih dalam saat ingin mengaplikasikan pondasi cakar ayam di lapangan.
Kekurangan pondasi cakar ayam yang lain, yaitu hanya bisa diaplikasikan dalam mendirikan bangunan besar dan bertingkat. Pasalnya, bangunan-bangunan yang tinggi dan besar juga membutuhkan pondasi lebih kuat serta kokoh. Sangat tepat memilih pondasi cakar ayam agar bangunan di atasnya tidak mudah roboh.
Sementara itu, bangunan-bangunan kecil dan berlantai satu kurang cocok dengan sistem pondasi cakar ayam. Bukan hanya karena karakteristik bangunannya saja, tetapi juga biaya pembuatan serta pemasangan pondasinya. Kamu yang ber-budget pas-pasan juga perlu berpikir berulang kali saat ingin memakai pondasi cakar ayam.
Keuntungan lain dari pemakaian pondasi cakar ayam yaitu tidak membutuhkan sistem drainase. Jadi, seluruh isi pondasinya benar-benar berisi beton padat yang kuat. Tak ada celah atau ruangan untuk drainase seperti yang ada pada pondasi konvensional. Begitu juga untuk sambungan kembang susut yang biasanya ada di sistem konvensional.
Kekurangan pondasi cakar ayam
Meskipun sudah terkenal sebagai pondasi yang kuat dan kokoh. Tetap saja pondasi cakar ayam ada kekurangannya. Kamu yang mungkin dalam waktu dekat ini mau membangun rumah dengan sistem pondasi pondasi cakar ayam ini, tidak ada salahnya mengetahui informasinya. Dengan begitu, kamu bisa memilih dan mempertimbangkan sendiri mau memilih pondasi cakar ayam atau konvensional saja.
Biaya pembuatan pondasi cakar ayam lebih mahal dibanding yang konvensional. Hal itu dikarenakan peralatan dan tindakan dalam proses pembuatannya cukup banyak dan rumit.
Selain itu, bahan-bahan material yang dibutuhkan untuk proses betonisasi pondasi jauh lebih banyak. Oleh karena itu, jangan heran jika harus merogoh kocek lebih dalam saat ingin mengaplikasikan pondasi cakar ayam di lapangan.
Kekurangan pondasi cakar ayam yang lain, yaitu hanya bisa diaplikasikan dalam mendirikan bangunan besar dan bertingkat. Pasalnya, bangunan-bangunan yang tinggi dan besar juga membutuhkan pondasi lebih kuat serta kokoh. Sangat tepat memilih pondasi cakar ayam agar bangunan di atasnya tidak mudah roboh.
Sementara itu, bangunan-bangunan kecil dan berlantai satu kurang cocok dengan sistem pondasi cakar ayam. Bukan hanya karena karakteristik bangunannya saja, tetapi juga biaya pembuatan serta pemasangan pondasinya. Kamu yang ber-budget pas-pasan juga perlu berpikir berulang kali saat ingin memakai pondasi cakar ayam.
Labels:
Pondasi
Thanks for reading Pondasi Cakar Ayam. Please share...!
0 Comment for "Pondasi Cakar Ayam"